Kamis, 06 Desember 2007
Pelajar Finlandia Terbaik di Sains
Hasilnya, Finlandia menjadi juara di sains. Posisinya diikuti Hong Kong dan Kanada. Pada deretan terakhir ada Islandia, AS, dan terakhir Meksiko.
Mengutip situs resmi OECD, beberapa negara menunjukkan kemajuan signifikan dalam berberapa bidang. Korea Selatan, misalnya. Mereka berhasil meningkatkan performa membaca antara 2003 dan 2006 sampai 31 poin. Performa membaca yang baik juga diperoleh Polandia. Sementara, Meksiko dan Yunani mengalami peningkatan kemampuan matematika. Meski demikian, pada semua kawasan OECD, kemampuan belajar siswa secara umum tetap datar.
Saat me-launching hasil studi dalam konferensi pers di Tokyo, Sekjen OECD Angel Gurría mengungkapkan sebagian besar siswa termotivasi untuk mempelajari sains, namun tidak banyak yang tertarik berkarier di bidang sain. “Memang 72 persen mengatakan penting untuk bisa menyelesaikan masalah sains, 67 persen suka mendapatkan pengetahuan sains baru, 56 persen mengaku sains berguna untuk studi berikutnya, namun hanya 37 persen yang ingin berkarier pada profesi yang berkaitan dengan sains,” paparnya.
Dalam studi itu juga terungkap kalau siswa dari keluarga yang berlatar belakang sosial ekonomi menengah atas lebih menunjukkan ketertarikan pada sains. Di Australia, Kanada, Finlandia, Jepang, dan Selandia Baru misalnya, setidaknya satu dari tujuh siswa berhasil menduduki dua posisi teratas pada kemampuan sains. Sebagai bandingan, di Yunani, Italia, Meksiko, Portugal, Spanyol, dan Turki, proporsinya di bawah satu banding 20.
OECD adalah kelompok negara-negara yang berkomitmen kepada demokrasi dan pasar bebas. Organisasi ini berdiri pada 1961 dengan kantor pusat di Paris, Prancis. Sampai saat ini Indonesia belum bergabung dalam kelompok OECD.(AFP/Rtr/tia/kim)
Jumat, 09 November 2007
Blogger Tertua di Dunia dari Spanyol
Ia mengklaim dirinya sendiri sebagai blogger tertua di dunia yang masih aktif menulis sampai saat ini. Walaupun Google mencatat Olive Riley, warga negara Australia berusia 108 tahun, sebagai blogger paling tua.
"Pertama kali melihat, saya pikir blog hanyalah sejenis merk notebook. Namun ketika saya melihat cucu saya menggunakannya, saya kemudian mulai tertarik karena saya bisa menemukan apa saja di sini," ujar Lopez, seperti dikutip Yahoo News, Selasa (6/11/2007). Perkenalannya dengan blog dan internet berawal dari seorang cucunya yang juga aktif mengakses dunia tanpa batas ini.
Lopez menggabungkan blog-nya dengan tulisan dan obrolan menarik. Sampai saat ini tercatat 60.000 pembaca regular di seluruh dunia yang aktif berinteraksi dalam blog ini. Selain isinya yang menarik, Lopez juga mengaku mampu beradaptasi dengan generasi muda dengan cara yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Dalam dunia nyata, tidak ada orang yang mau memperhatikan wanita tua seperti saya. Tidak banyak orang yang menyukai kami. Namun saya sangat terkejut saat menggunakan internet karena dalam blog saya banyak anak muda berusia 15 tahun yang bercerita tentang hidupnya dan meminta saran kepada saya," terangnya seraya membuka alamat blog miliknya http://amis95.blogspot.com/
Di Spanyol, hanya satu dari 10 orang tua yang berusia di atas 65 tahun, yang mau berkutat dengan internet. Hal ini menunjukkan keterbelakangan generasi tua dalam menghadapi revolusi digital. Hanya 2,7 persen orang berusia di atas 74 tahun yang mau menyelami dunia maya.
Jumat, 05 Oktober 2007
Setting GPRS di Handphone
|
Setting GPRS Matrix / Mentari |
Profile Name | : | satelindo |
Homepage URL | : | http://wap.matrix-centro.com |
IP Address | : | 202.152.162.250:9200 |
Bearer | : | GPRS |
User Name | : | |
Password | : | |
APN | : | satelindogprs.com |
Activate GPRS | : | ACT |
Call Center | : | (021) 5438 8888 atau 222 (dari handphone) |
Setting GPRS simPATI (Telkomsel) |
|
Setting GPRS kartuHALO (Telkomsel) |
|
Setting GPRS XL |
|
Setting GPRS IM3 |
- Setting GPRS Secara Otomatis
Kirim SMS ke 3939 dengan isi pesan :
GPRS [Merk HP] [Type HP]
Contoh :
- GPRS Nokia 7650
- GPRS Ericsson T68
- GPRS SE P800 - Setting GPRS Secara Manual
Setting Parameter GPRS :
- Connection name : M3-GPRS
- Access point name : www.indosat-m3.net
- User name : gprs
- Password : im3
- Authentication : Normal
- Homepage : http://wap.indosat-m3.net
- IP address : 010.019.019.019
- Port : 9201 (standard), 8080 (proxy)
Sabtu, 08 September 2007
Pandangan Tentang Ujian Nasional 2008
Dilema kembali muncul paska dibongkarnya kecurangan UN oleh beberapa kelompok masyarakat, salah satunya oleh Komunitas Air Mata Guru (KAMG). Tim inspektorat menyebut di media massa, bahwa kecurangan seperti yang dilaporkan KAMG belum terbukti. Jadi bukan tidak terbukti. Bukannya memberikan keterangan yang jelas mengenai kecurangan yang sebenarnya terjadi, pemerintah justru merekomendasikan pembebastugasan Kadinas Kota Medan.
Dilemanya, disatu sisi terjadinya kecurangan UN sulit untuk disangkal, seolah telah menjadi rahasia umum. Disisi lain mengakui adanya kecurangan dalam skala besar harus dibayar dengan ongkos yang besar. Misalnya, seperti dikatakan Irjen M. Sofyan, bahwa siswanya dinyatakan tidak lulus, guru diberikan sanksi, demikian juga sekolah-sekolah yang terbukti curang. Berapa jumlah sekolah, guru dan siswa yang akan mendapatkan penalti? Dalam acara Republik Mimpi, Imam Prasojo, bertanya, “mengapa guru dan sekolah ramai-ramai melakukan ini?” Suatu pertanyaan yang sebenarnya perlu direnungkan pejabat diknas sebelum terburu-buru memberikan hukuman. Pemerintah perlu menghadapi persoalan yang sebenarnya. Banyak sekolah tidak siap menghadapi UN. Kualitas pendidikan Indonesia belum mencapai potret pemetaan UN, dimana 96% sekolah dinyatakan berhasil lulus, dengan rerata nasional >7. Tanpa mengakui persoalan yang ada, tidak mungkin perbaikan dapat dilakukan.
UN dan Realita Pendidikan
Sebagai sebuah kebijakan, UN memang cacat sejak lahirnya. UU Sisdiknas jelas sekali mendelegasikan masalah kelulusan siswa kepada sekolah dan guru. Bahkan dalam UU Guru dan Dosen, hal ini dipertegas kembali. Sementara kebijakan UN membuat penilaian guru dan sekolah menjadi komponen yang kurang berarti. UN menjadi penentu mutlak kelulusan, guru dan sekolah hanyalah menjadi penentu bersyarat. Guru dan sekolah hanya berfungsi kalau siswa telah lulus UN. Artinya siswa yang tidak lulus UN, mutlak tidak lulus. Siswa yang lulus UN, sekolah memang berhak tidak meluluskannya. Suatu hak yang sangat ringkih, bisa dikatakan tidak berarti dalam konteks Indonesia. Wajar bila hampir seluruh sekolah emoh menggunakannya.
Sebagai sebuah kebijakan pendidikan, UN dengan sistem skor tunggal untuk kelulusan mendorong metode belajar yang berorientasi pemecahan soal. Logika pengetahuan digantikan dengan cara singkat dan cepat. Metode belajar didorong menjadi metode karbitan, tidak menghasilkan pengetahuan yang permanen. Apa yang diuji dalam UN tidak menggambarkan proses belajar selama tiga tahun yang telah dialami siswa. Hal itu hanya menggambarkan apa yang mereka pelajari dalam beberapa bulan kursus belajar menjelang UN dilaksanakan.
Disamping itu pusat proses belajar mulai berpindah dari berpusatkan sekolah, menjadi berpusatkan Bimbingan Belajar. UN tidak serta merta menggairahkan iklim belajar di sekolah. Justru yang lebih berkembang adalah bisnis Bimbingan Belajar di luar sekolah. Peran guru semakin disunat. Ditengah persolan besar menghasilkan guru yang profesional, kebijakan UN justru semakin menggaris bawahi rendahnya mutu guru. Sebuah persoalan yang harus dihadapi pemerintah dengan serius dan dengan progarn yang jelas dan terarah.
UN, Kelulusan dan Perbaikan Pendidikan
UN perlu dibebaskan dari posisi dilematis dan menjadikannya sebagai instrumen yang produktif bagi pendidikan Indonesia. Yang paling perlu segera dilakukan adalah melepaskan UN dari beban berat sebagai pengawal gerbang kelulusan. Tugas ini adalah milik guru dan sekolah. Kembalikanlah kepada mereka. Dalam situasi sekarang kecurangan UN perlu diselesaikan secara lebih bijaksana, menyangkut sistem yang merusak, bukan seolah mengkosmetiki pendidikan dan memaksakan kembali UN 2008.
Sebagai sebuah proposal, sebaiknya seluruh peserta UN SMA diluluskan dengan kategori yang berbeda. Misalnya kategori A, B, C dan D. Kategori A dan B, boleh melanjutkan ke Universitas. Kategori C hanya boleh melanjutkan ke program DIII atau yang lebih rendah. Sedangkan kategori D direkomendasikan untuk bekerja sebagai lulusan SMA. Hal yang sama diberlakukan untuk lulusan SMP. Hanya kategori A dan B saja yang boleh melanjutkan ke SMA. Sedangkan kategori C dan D hanya boleh melanjutkan ke sekolah kejuruan. Dengan demikian seluruh peserta UN diluluskan, hanya saja dengan kategori yang berbeda-beda.
Tapi bukankah hal ini bisa menjadi ajang kecurangan yang baru lagi? Sekolah bisa saja berlomba meningkatkan kelulusan kategori A dan B. Memang bisa saja terjadi. Karena itulah perlu dibuat program tindak lanjut UN. Sekolah dengan tingkat kelulusan C dan D yang tinggi diberikan program bantuan yang lebih besar untuk memperbaiki mutu pendidikan mereka. Sarana dan prasarana ditambah, fasilitas ditingkatkan, guru bantuan yang berkualitas juga ditambah. Sementara yang tingkat kelulusan A dan B-nya tinggi, bantuan pendidikannya dikurangi karena memang sudah lebih baik. Di sekolah-sekolah dengan tingkat kelulusan A dan B rendah, pemerintah bisa menyelenggarakan program kelas intensif untuk mendongkrak kualitas pendidikan mereka. Dengan adanya program bantuan yang lebih besar bagi sekolah yang kurang berprestasi, maka bisa diharapkan sekolah akan mencoba lebih objektif dalam menyelenggarakan UN.
Kelihatannya program UN tetap akan dilakukan. Sangat baik bila pemerintah bersikap bijaksana dan berlapang dada. Sebelum UN 2008 dilakukan, persoalan pendidikan perlu diantisipasi dengan cara yang tepat dan arif. Tidak menjatuhkan korban yang tidak perlu dan tidak sepenuhnya bersalah. Dan tidak membiarkan sekolah, guru dan siswa berada dalam ketidakpastian yang berlarut-larut.
Tim Olimpiade Komputer Indonesia Empat Medali Perunggu di HUT RI Ke-62
Kamis (23/08), TOKI tiba di bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, pukul 18.00 WIB menggunakan pesawat Lufthansa dengan nomer penerbangan LH 877. Kedatangan para ahli informatika itu disambut oleh Kepala Seksi Bakat dan Prestasi Siswa Suharlan, SH dan beberapan wartawan media cetak maupun elektronik.
Empat medali perunggu untuk Indonesia dipersembahkan oleh Brian Marshal (SMA BPK Penabur Bandung), Riza Oktavian Nugraha Suminto (SMA Taruna Nusantara Magelang), Ricky Jeremiah (SMA Kanisius Jakarta), dan Karol Danutama (SMA Kanisius Jakarta).
Dari dua hari kompetisi yang dilakukan, keempat siswa Indonesia memperoleh nilai yang cukup merata, yaitu: Brian Marshal (230), Riza Oktavian Nugraha Suminto (208), Ricky Jeremiah (205) dan Karol Danutama (203). Perolehan nilai mereka pada awalnya membuat pesimis seluruh anggota tim. “Kami tidak berharap banyak dapat memperoleh medali. Saat upacara penutupan dan pembacaan pemenang, kami dibuat terkejut ketika nama Karol yang memperoleh nilai terendah diantara tim dipanggil ke panggung untuk menerima medali perunggu. Serentak kami bersorak dan bersyukur, dan yakin ketiga siswa Indonesia lainnya bakal meraih medali.” Ujar Suryana Setiawan, selaku Leader Team.
Suryana juga mengatakan, hasil ini memang sangat mengejutkan. Mengingat soal-soal yang diberikan dalam dua hari pelaksanaan lomba memang cukup sulit. Ternyata hal yang sama juga dirasakan oleh negara lain, sehingga perolehan nilai rata-rata seluruh peserta tahun ini cenderung menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Prestasi siswa Indonesia masih jauh lebih baik dari prestasi siswa-siswa beberapa negara maju seperti Inggris, Belanda, Canada, juga Denmark. Dalam klasemen umum, tim Indonesia bertengger di posisi ke 35 dari 80 negara. Berdasarkan urutan peserta, Brian Marshal berada di peringkat ke 116 dari 285 peserta. Nilai tertinggi diraih oleh Tomasz Kulczyaski, siswa asal Polandia dengan skor 574. Sedangkan juara umum diraih oleh tim yang dijuluki macan olimpiade, yaitu China dengan empat medali emas.
Hasil kali ini adalah pertama kalinya TOKI meraih empat medali sekaligus. Meskipun belum meraih emas, hasil maksimal yang telah dicapai oleh TOKI merupakan pencapaian yang patut diberi penghargaan.
Hiking Melatih Organ Vital Tubuh
Minggu, 26 Agustus 2007
T-Rex Berlari Lebih Cepat daripada Manusia
TYRANNOSAURUS Rex (T-Rex) bukan hanya dinosaurus karnivora yang bertampang menyeramkan. Para ilmuwan Inggris mengungkap,T-Rex bahkan mampu berlari lebih cepat daripada pemain sepak bola profesional.
Tim peneliti University of Manchester mengkalkulasi, TRex bisa berlari hingga kecepatan 28,4 kilometer per jam.Padahal,TRex dewasa memiliki bobot ratarata enam ton.Kombinasi postur, bobot, daya serang, dan kelincahan menjadikan T-Rex predator paling ganas pada zamannya.
Sebelumnya, para ilmuwan menduga, T-Rex adalah binatang lamban karena memiliki bobot sangat berat.Namun,analisis terhadap struktur tulang dan otot T-Rex oleh ilmuwan University of Manchester Bill Sellers dan Phil Manning mengungkap fakta berlawanan. Namun demikian,T-Rex bukan dinosaurus yang mampu berlari paling cepat.Velociraptor yang berbobot rata-rata 20 kg dinilai sebagai dinosaurus paling cepat dengan kecepatan lari 38,4 kilometer per jam.
Dilophosaurus yang berbobot rata-rata 430 kg mampu berlari dengan kecepatan 37,6 kilometer per jam dan Allosaurus yang berbobot 1,4 ton mampu berlari secepat 33,6 kilometer per jam.
Manusia berbobot 70 kilogram yang memiliki struktur otot dan tulang olahragawan profesional umumnya bisa berlari hingga kecepatan 28,3 kilometer per jam. Tim peneliti menggunakan simulasi komputer untuk memprediksi kecepatan lari dinosaurus.Sabtu, 25 Agustus 2007
Bocah jenius Indonesia
HONG KONG – Bocah Indonesia, March Boedihardjo, mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU). Pihak universitas harus berdiskusi antardepartemen dan juga dengan orangtuanya, sebelum memutuskan menerima bocah sembilan tahun itu menempuh pendidikan di sana. ’’Hasil tes tulis dan wawancara sangat baik,’’ jelas Presiden HKBU Profesor Franklin Luk saat jumpa pers bersama March. March akan memulai kuliah bulan depan bersama rekan-rekan yang usianya rata-rata sepuluh tahun lebih tua darinya. Bila lulus nanti, March akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika.
Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun. ”Dengan niat mengembangkan kepintaran akademik, pertumbuhan personal, dan kehidupan kampus, kami menyusun peta pembelajaran yang terbaik untuk March. Cara ini bisa mendorong March untuk memperkaya kemampuan,” sambung Luk.
Ayah March, Tony Boedihardjo, menjelaskan, sebenarnya mereka sudah melamar ke beberapa universitas lain di Hong Kong. Di antaranya Universitas of Hong Kong, Hong Kong University of Science and Technology, dan Chinese University of Hong Kong. ”Namun, universitas-universitas itu belum memberikan jawaban,” kata Boedihardjo.
Selama jumpa pers, bocah cerdas itu tidak lepas dari perilaku kanak-kanaknya. Beberapa kali dia bergurau dengan membuat tampang lucu dan bermain-main dengan mikrofon.
Ketika ditanya tentang cara beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru, March mengaku tidak pernah cemas berhadapan dengan teman sekelas yang lebih tua darinya. ”Ketika saya di Oxford, semua rekan sekelas saya berusia di atas 18 tahun dan kami kerap mendiskusikan tugas-tugas matematika,’’ kisahnya.
March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA itu.
Untuk menentukan kelulusan, dia harus menempuh ujian akhir A-level (advanced level). Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik.
Tidak cukup di situ. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.
Dalam lima tahun ke depan, March akan melewati hari-harinya untuk mempelajari bahasa, pendidikan fisika, komputer, agama, dan filosofi. Selain itu, pihak universitas mendorong March untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemahasiswaan plus aktivitas kesenian yang digelar di kampus. Dengan demikian, dirinya mendapat pengalaman penuh sebagai mahasiswa.
Rabu, 22 Agustus 2007
Dua Punggawa SFC akan tampil usai lebaran
“Saya tidak mau setengah-setengah menurunkan pemain yang tidak dalam kondisi bugar. Cristian Worabay yang hampir dikatakan 100 persen sembuh saja, tidak berani saya mainkan. Apalagi Firmansyah dan Oktavianus yang memang masih belum sembuh total,” jelas Rahmad Darmawan, tactician SFC, kemarin (22/8).
Nah, besar kemungkinan Firmansyah dan Oktavianus baru akan diturunkan usai Lebaran Idulfitri mendatang. Namun demikian, sebenarnya kedua pemain ini juga hampir dikatakan sembuh total. Hanya Rahmad Darmawan saja yang benar-benar selektif, terutama demi kebaikan dan masa depan kedua pemain itu sendiri.
“Kalau dipaksakan nanti cederanya bisa kambuh lagi. Kan kasihan pemainnya sendiri yang akan rugi. Saya baru pastikan keduanya diturunkan usai Lebaran, karena saya perkirakan cederanya sudah sembuh total,” tandasnya. (mg2)